Menyulap Ruang Keranda jadi Tempat Baca

BAGIKAN:

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter

Setelah menjambangi gang-gang unik di Jl. Argasari, perjalanan kita berlanjut mencari taman baca di Tasikmalaya. Saat mendeteksi via google, Taman Baca Masyarakat (TBM) Ihsan adalah yang terdekat. Tak terlalu sulit untuk menuju ke sana. Lebih gampangnya, kalau kita sudah berada di kelurahan Sukajaya, bertanya saja kepada penduduk dimana Pesantren Nurul Huda. Ya, karena lokasi TBM Ihsan itu berada di komplek pembelajaran Nurul Huda.

Tempatnya agak menjorok ke belakang, mesti masuk ke dalam gang dan menyusup ke perkampungan. Setelah 15 meter Nampak ada halaman luas dikawal oleh bangunan hijau yang dimanfaatkan sebagai kelas anak-anak yang bersekolah di komplek tersebut.

Taman baca ihsan Tasikmalanya bermula dari prakarsa anak-anak mahasiswa. Pada Tahun 2017, Kelompok 17 Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Tasikmalaya melakukan pengabdian di kel. Sukajaya, kec. Bungursari. Nah, salah satu program mereka adalah merintis sebuah perpustakaan. Gayung bersambut, tentu cita mulia akan selalu dimudahkan. Pak Lurah mendukung penuh atas keinginan para mahasiswa yang semangat literasinya bergelora. Dan, pada akhirnya dipilihlah salah satu ruang yang dimanfaatkan untuk dijadikan tempat membaca.

Eits, jangan salah, awalnya ruangan tersebut adalah tempat untuk menyimpan keranda. Tentu ruang tersebut sangat dihindari oleh anak-anak. Awalnya menyeramkan, kemudian di sulap menjadi tempat yang menyenangkan. Mahasisswa KKN UPI merubah segalanya.

TBM Ihsan pun berdiri dan diresmikan oleh ketua satgas KKN UPI kampus tasikmalaya Bapak Oon Haki Pranata. Di kampung Rancageneng, Tanggal 6 Agustus 2017 adalah hari bersejarah buat mahasiswa dalam mewujudkan baktinya kepada masyarakat. Hal ini tentu diharapkan untuk mendongkrak minat baca di kalangan masyarakat. Implementasi dari program KKN ini membuat gembira pak Lurah dan warga setempat. KArena sekarang ada banyak bahan bacaan mulai dari buku dongeng, buku pertanian, majalah, dan buku-buku berkenaan dengan pendidikan.

Setelah berdiri, Kang Ate Cahyadi, pemuda kampung setempat diamanati untuk mengelolanya. Bersama pengelola lainnya Kang Ate berjibaku merawat dan kerap menyelenggarakan beberapa kegiatan literasi.

Mereka berharap tetap konsisten menjaga visi taman baca yang buka 24 jam itu. Yakni, menjadikan diri sendiri dan masyarakat sekitar supaya bisa mandiri dan bermental baja, kaya ilmu pengetahuan, dan banyak duit tanpa melupakan teman dan tetap beramal. Aamin.

 

Pengemas Informasi: @dimyaties