Museum Transportasi: Mengenang Riwayat Kendaraan Lawas

BAGIKAN:

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter

Pada saat berlangsungnya kesepakatan antara Yayasan Harapan Kita Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan Menteri Perhubungan, ide pendirian Museum Kereta Api sempat dimunculkan. Untuk menindaklanjuti, puluhan lokomotif dan gerbong jaman baheula dari Sumatera dan Jawa yang pernah beroperasi era pra-Kemerdekaan dan pasca –Kemerdekaan.pun dikumpulkan atas bantuan Perusahaan Umum Kereta Api.

Pada saat aktivitas pemusatan, sebuah tuntutan ternyata telah mengalami perubahan terhadap jenis koleksi yang sepertinya terlalu monoton. Hal itu juga dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi dan keinginan untuk memamerkan alat transportasi secara menyeluruh dengan kuantitas yang cukup banyak. Sebagai langkah awal, dimasukan pula koleksi-koleksi armada transportasi darat lainnya selain kereta api, seperti bis, pesawat, mobil, motor, bemo, oplet, becak, sepeda dan lain sebagaianya.

Bersamaan dengan itu, lalu museum ini meluaskan ragam koleksinya. Seiring mengubah keberadaanya  menjadi Museum Transportasi, dengan menambah lagi koleksi dari kendaraan laut dan udara, juga alat transportasi tradisional yang menggunakan tenaga hewan dan manusia. Peresemian museum transportasi itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 20 April 1991.

Sekarang, museum yang menjadi lembaga permanen milik Departemen Perhubungan ini  sudah menampung banyak perwakilan alat angkut manusia yang pernah membantu roda kehidupan masyarakat Indonesia. Semuanya tersebar di atas lahan seluas 6,25 hektar. Sebagian besar berada di dalam ruangan beratap yang banyak tiang penyangganya. Sebagian lagi bertebaran di luar ruang terbuka yang terhampar luas.

Sebelum memasuki bangunan utama, kita mesti melewati palang pintu kereta api yang menjadi gerbang selamat datang.  Jalannya landai menurun dan kembali sedikit naik ke atas mendekati mercusuar buatan tahun 1879. Persis di depan mercusuar itu pilihan pun dimulai kemana kita akan pergi mengunjungi ke berbagai replika dan koleksi asli transportasi yang ada.

Pilihan yang paling runut adalah menjambangi ruangan indoor yang membentang mengelilingi bangunan khas museum ini   Karena dari sana, sebelum berkenalan lebih jauh soal semua alat angkutan, kita akan dipandu untuk mengenal transportasi sejak masa kolonia yang dimulai dengan sejarah perkereta apian di Indonesia dan peta jaringan rel kereta api di Pulau Jawa. Beserta prasarana kereta api dan benda-benda yang yang sempat terlintaskan, semua informasinya menambah pengetahuan tentang dunia alat angkut paling panjang ini secara lengkap. Menarik dan berdecak kagum dibuatnya.

Terbagi menjadi 4 wahana yang didalamnya menaungi sarana dan prasarana alat transportasi. Pertama adalah  Anjungan Pusat. Di wahana ini nampaknya harus mundur terlebih dahulu ke belakang menengok keberadaan transportasi tradisional masa lampau yang pernah digunakan dalam memperlancara roda perekonomian. Alat transportasi yang dipamerkan di sini tergolong masih sederhana sekali. Karena semuanya masih menggunakan tenaga angin, hewan dan manusia sendiri. Diantaranya ada becak, bendi, andong, cikar, sepeda, perahu layar, roda pedati dan lainnya yang di pajangkan dalam bentuk asli maupun miniaturnya.

Kedua, Anjungan Darat. Ruangan ini menampilkan berbagai sarana dan prasarana alat transportasi jalan raya, jalan baja dan penyebrangan. Pada wahana ini tekhnologi tenaga mesin mulai dikembangkan yang sedikit demi sedikit  meninggalkan tenaga manusia.

Kemudian wahana selanjutnya adalah modul laut. Didalam ruangan penuh ventilasi ini menyajikan jasa transportasi laut yang juga telah menggunakan mesin, seperti kapal penumpang, container, dok terapung serta peralatan-peralatan penunjang lainnya. Selain menampilkan diorama dan foto-foto yang menggambarkan perkembangannya, disini juga disuguhkan informasi soal teknologi kelautan dari berbagai jenis kapal laut.

Terakhir, Anjungan udara. Di ruangan ini ditampilkan berbagai keberadaan jasa transportasi udara mulai dari perkembangannya sampai tekhnologi yang diganakannya. Meliputi pesawat terbang, peralatan di bandar udara  dan benda-benda penunjang lainnya. Semuanya terkemas dalam bentuk asli, maket dan miniatur serta foto.

Selain menjadi sarana edukatif, museum ini juga sangat asik buat tempat rekreasi keluarga dan kumpul sahabat kala reuni. Tidak sedikit pula  para penghobi fotografi yang sering menjadikan tempat ini menjadi objek jepretannya. Para  kaum muda yang mau menikah, museum ini kerap digunakan pula  sebagai tempat favorit pemotrtan prewedding mereka. Hal itu nggak terlepas dari pemandangan kuno dan koleksi transportasi yang sangat antik. (*)

 

Pengemas informasi: @dimyaties