Kampung Kolecer: Suara Merdu Baling Bambu

BAGIKAN:

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter

Tak kalah dengan Doraemon, anak-anak Sunda juga punya baling-baling bambu. Tapi bukan untuk terbang ke angkasa. Mainan yang popular di Jawa Barat itu biasanya kerap dimainkan di pematang sawah saat padi menguning. Terbuat dari bambu yang dirancang sedemikian rupa sehingga bisa mengeluarkan nada merdu jika melawan angin. Lebih besar anginnya yang berhembus, Suara Kolecer semakin keras dan bagus.

Kolecer juga biasa dipasang di halaman rumah, pegunungan, dan perkebunan. Nah, yang bikin mata kita terbelalak ada satu desa di  Kabupaten Tasikmalaya yang dipenuhi dengan ratusan kolecer. Inovasi yang dilakukan oleh pemerintah desa Cisayong itu bukan saja mengejutkan warga kampung sebelahnya. Orang-orang di luar kota dan provinsi lainnya  yang mengetahui berita viralnya itu juga rela datang dari jauh. Misinya tentu untuk memupuskan rasa penasaran.

Berkat dukungan masyarakat, kampung kolecer menjadi destinasi wisata yang mengasyikan. Jalan-jalan sambil bernostalgia melihat  permainan tradisional dan pemandangan alam serta keramahan masyarakatnya,  Kampung Kolecer adalah pilihan yang tepat. Bersama keluarga, lokasi syahdu ini sangat menyenangkan.

Buat yang pertamakali datang pasti merasa heran. Pasalnya untuk menuju ke kampung yang dipenuhi dengan baling-baling bambu itu  ternyata harus masuk ke dalam gang kecil terlebih dahulu. Sebelumnya , sejauh mata memandang tidak nampak bertaburnya kolecer. Setelah ada papan informasi di gapura gang tersebut barulah yakin bahwa inilah lorong untuk menuju titik lokasi wisata menarik ini.

Buat goweser sangat beruntung. Karena sepeda dibolehkan masuk untuk menelusuri lorong desa yang menjadi jalur menuju tengah pematang sawah bertabur kolecer. Makanya, wajib banget nih kalau mau sepedahan ke tempat satu ini. Karena area wisata yang aura alamnya menentramkan hati ini adalah yang paling tepat menjadi titik peristirhatan. Angin sepoi-sepoi, kuliner ringan dan suasana alam yang bertabur warna hijau serta alunan suara kincir angin pengusir hama  melengkapi kesempurnaan tempat wisata ini.

Kampung Kolecer yang ditempuh hanya 30 menit dari pusat kota Tasikmalaya ini sangat instagramable. Belum lagi harga tiket masuknya yang terbilang terjangkau. Makanya, Desa baling-baling yang juga memiliki terowongan bambu membelah kolam ikan ini sering didatangi orang silih berganti. Terutama pada saat weekend atau liburan panjang. Kalau kamu sudah sampai sini, disarankan untuk menikmati wisatanya secara perlahan. Berjalan lambat agar bisa lebih akrab dengan masyarakat setempat yang penuh kesederhanaan. Lainnya yang bisa kita ambil semangatnya adalah soal kebersihan. Masyarakatnya kompak dan konsisten menjaga lingkungan. Makanya, sebagai pelancong kita mesti menghormatinya dengan membuang sampah pada tempatnya. Jangan khawatir, setiap titik tertentu ada banyak tempat sampah yang terbuat dari bambu.

Kampung Kolecer bukan saja menghidupkan pilihan tempat wisata menarik di Tasik, tapi juga menghidupkan perekonomian desa. Jarang ada kampung yang berhasil disulap menjadi tempat wisata tematik seperti Kampung Kolecer. Jauh dari hiruk pikuk kota, dan sungguh luar biasa ada desa indah tertata. (*)

FAKTA KOLECER

  • Kolecer tercipta bermula saat petani membutuhkan hiburan di ladang. Ketika ada hembusan angin mereka berfikir untuk membuat kincir angin. Yang awalnya sunyi menjadi semarak dengan kehadiran kolecer.
  • Kolecer memiliki filosofi yang luar biasa. Mengajarkan kita terus bekerja untuk menuju kesuksesan. Pada titik kesuksesan kita mesti berhenti sejenak untuk merenung dan berintrospeksi. Setelah itu melangkah ke depan lagi memperbaiki kekurangan yang ada.

 

Pengemas informasi: @dimyaties