Paket Karya dalam Kotak Budaya

BAGIKAN:

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter

Mengenal budaya lewat ragam aktivitas seru kerap kami lakukan. Kali ini, anak-anak taman baca Kampung Buku menyelenggarakan pertukaran kebudayaan dengan taman baca lain di provinsi Jawa Tengah. Dibuat dalam kemasan yang menggembirakan dengan kebebasan daya cipta tanpa batas.. Aksinya sederhana, namun penting dalam menanamkam kreativitas sejak dini. Semua itu dilakukan demi melestarikan peradaban hingga nanti.

Ini bukan hanya tentang meningkatkan kualitas layanan pustaka, akan tetapi juga perihal bagaimana caranya memperluas sumbangsih manfaat terhadap pendidikan dan literasi yang dikemas dengan menyenangkan. Kampung Buku, sebuah taman baca masyarakat  yang berada dibilangan Cibubur, Jakarta Timur berusaha untuk selalu memprioritaskan misi tersebut. Menyuguhkan kejutan aktivitas buat para pengunjungnya, terutama bagi pemustaka yang masih anak-anak.

Perkenalkan, Kampung Buku yang berdiri sejak tahun 2010 itu memiliki 4 misi utama. Yakni, pertama, Kampung Buku menjelma menjadi wadah interaksi tempat bertemunya para pecinta buku. Kedua, Kampung Buku dijadikan pusat informasi bagi mereka yang membutuhkan. Buat para pengunjung atau anak – anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas – tugas sekolahnya, taman baca kerap memposisikan dirinya sebagai tempat untuk bertanya. Ketiga,  Kampung Buku dijadikan tempat untuk  menumpahkan segala kreativitas dalam bentuk karya apapun. Di sini, bakat anak – anak akan ditemukan dengan sendirinya. Intinya, bebas berkarya tanpa batas. Keempat, Kampung Buku juga dijadikan tempat rekreasi yang mendidik. Tidak hanya belajar serius,  anak – anak yang singgah juga pastinya membutuhkan hiburan menyenangkan penuh canda. Hal itu dilakukan agar mendorong pengunjung bisa lebih sering lagi datang ke taman baca.

Sepanjang perjalanan menjalankan peran, keempat misi itu dibungkus dalam berbagai kegiatan merdeka dengan penuh kesenangan. Namun, tentu setiap masanya tidak melulu terpaku dengan ragam aktivitas yang sama atau terpola. Semua yang akan dilakukan selalu diramu dengan formula baru. Selalu diperkaya lagi dengan sentuhan kreasi yang bisa membuat pemustaka mejadi penasaran dengan seluruh kegiatan yang ada. Dengan demikian, sudah dapat dipastikan, kegiatan literasi yang kami buat akan banyak digemari anak – anak. Pengelola dengan semangat membuat program, pemustaka akan bertambah energi literasinya.

Nah, agar spirit berkegiatan tetap terjaga, maka sebuah inovasi menjadi satu keniscayaan yang kudu diciptakan. Karena dengan menggubah dan  memperkenalkan sesuatu yang baru itu -secara langsung- dapat merangsang minat dan meningkatkan pengalaman menarik. Makanya, sudah 14 tahun hadir, Kampung Buku terus melangsungkan  perubahan kreativitas untuk memperluas dampak positif. Dan, sudah selayaknya hal tersebut dijadikan forsa atau daya yang mesti dipertahankan. Pokoknya gasss terus, demi keabadian kultur kreativitas.

Dari berbagai ragam inovasi yang telah dilakukan dalam perjalanan taman baca Kampung Buku, salah satunya adalah  kegiatan silih kreasi. Bentuk kegiatan tersebut penuh dengan kegairahan dan sukacita. Ya, aktivitas paling andalan yang dimaksud adalah program ‘Kotak Budaya’. Yakni, rupa gerakan literasi dengan aksi pertukaran budaya yang melibatkan anak-anak di nusantara. Tujuan utamanya adalah agar mereka lebih mengenal kebudayaan Indonesia.

Dalam program Kotak Budaya ini anak-anak diberi kesempatan untuk menuangkan karyanya bertemakan tentang adat setempat dimana mereka tinggal. Seperti pada bulan Juni 2024 ini, Anak-anak di Kampung Buku mendapat kesempatan untuk membuat  kreasi apapun yang berhubungan dengan Kota Jakarta. Pengelola memberikan ruang berkreasi bagi anak – anak yang ingin menuangkan ide-idenya lewat karya mereka.

Kemudian, agar mempermudah dalam pembagian tugas pembuatan karya, pengelola taman baca memisahkan para pemustaka ke dalam  beberapa kelompok. Menyesuaikan dengan usia dan kemampuannya.  Untuk anak-anak yang belum bersekolah mereka mendapatkan tugas yang sebenarnya saban Jum’at sudah sering dilakukan. Mereka diberikan kertas  HVS, yang kali ini  pada sisi atasnya sudah ada gambar  ondel ondel dan monas yang menjadi ikonik kota Jakarta. Sekarang, tugasnya adalah mewarnai sesuai dengan kesesuaian seninya masing – masing. Pensil warna disediakan, kerta gambar disiapkan. Alhasil, warna-warni figur ondel – ondel dan sosok monas terciptakan.

Sementara itu, anak-anak  yang ada di kelompok lain  dipersilahkan untuk mengarang cerita tentang pengalaman mereka liburan ke tempat – tempat mengesankan. Bentuk karangannya bebas. Boleh menuliskan cerita pendek, kesan saat darmawisata ke satu atau beberapa titik wisata,  menulis puisi ataupun hanya mendeskripsikan kegiatan yang selama ini mereka lakukan di taman baca. Tanpa ada batas semua dibebaskan menuangkan impresinya dalam bentuk tulisan.

Selain mewarnai dan menulis cerita, ada juga  anak perempuan yang membuat resep menu makanan khas betawi. Seperti kerak telor, kue pancong, soto betawi dan lainnya. Tak hanya sekedar menuliskannya, mereka juga di rumah mencoba untuk mempraktekan dan mengikuti  proses pembuatan penganan tersebut.

Sudah? Ternyata tidak sampai di situ, ada pula yang diberikan tugas membuat kreasi dari bahan – bahan yang tersedia. Kebetulan taman baca Kampung Buku selalu menyimpan stok clay, yakni adonan tanah lempung penuh warna yang bisa dibentuk sedemikian rupa. Kemudian, dari gumpalan tanah tersebut anak – anak membuat boneka ondel – ondel. Lucu dan menggemaskan. Golek besutan mereka tersebut beberapa jam dengan sendirinya  akan mengering dan lama kelamaan  mengeras. Walhasil, ondel – ondel buatan dari adonan lempung itu bisa lebih awet dan sungguh menarik dijadikan hiasan rumah.

Setelah banyak dibuat, semua hasil karya yang beragam itu  dikumpulkan. Kemudian dikemas untuk dimasukan ke dalam satu kardus kotak. Kardus bekas mie instan itu dibungkus rapih, paket berisikan hasil kreasi itu siap kami kirimkan ke Jawa Tengah. Lewat ekspedisi JNE , kami memilih service JNE Reguler yang menerima dokumen atau barang dengan estimasi tiba ke tempat tujuan dalam waktu cepat dan tepat. Selain lebih hemat, pilihan JNE juga paling praktis karena dari taman baca Kampung Buku jarak agennya paling dekat jika dibandingkan dengan jasa pengiriman lainnya. Sang penjaga dengan ramah memberikan informasi harga jasa pengiriman sambil memberikan resi bernomor : 30089 000 3314824. Terasa lega karena sudah menuntaskan karya untuk diterima dan dinikmati oleh orang lain.

Dan, kali ini Tiga Surau, sebuah perpustakaan gratis untuk masyarakat dan komunitas literasi  yang ada di kabupaten Tegal adalah tujuan yang akan kami kirimkan paket. Berisikan informasi tentang Jakarta yang dibuat dalam bentuk berbagai jenis karya untuk mereka di desa yang tak jauh dari objek wiasta pemandian Guci. Mereka tak sabar menanti, kami pun menunggu kabar diterimanya paket itu.

Ya, sebelumnya kami memang sudah saling mengenal dan  mengikat janji. Bahwasanya antara taman baca Kampung Buku dan Taman Baca Tiga Surau akan mengadakan pertukaran budaya lewat kotak kardus. Kami mengabarkan informasi tentang Jakarta, pun sebaliknya kami akan menerima karya anak-anak tegal lewat kreasi budaya versi mereka. Intinya, kami saling tukar paket budaya dan setelah tiba kami membuka kotak bersama untuk dilihat seperti apa isi yang telah dikirimkan oleh sahabat – sahabat lintas provinsi.

Menarik bukan ? Rasa penasaran itu akhirnya rampung saat masing – masing taman baca menerima paketnya. Anak-anak Kampung Buku membuka dengan girang. Anak -anak Tegal merasa bahagia mendapatkan hadiah yang sama. Momen itu pula dijadikan pembelajaran untuk mengenal budaya dengan cara berbeda. Menyentuh langsung karya – karya anak-anak Tegal kemudian mencari tau ada informasi apa saja yang diberikan.

Ini sarana baru untuk saling mengetahui satu sama lain meskipun mereka belum pernah bertatap muka langsung. Pertukaran ide, nilai, tradisi dan budaya telah kami rasakan dalam program Kotak Budaya ini. Lainnya, kami menjadi saling memahami dan secara tidak langsung muncul dari kekuatan aktivitas tersebut bahwa sudah semestinya kita saling menghormati budaya masing – masing.

Kalau disimak memang terlihat elementer.  Namun demikian, program Kotak Budaya ini  sangat  berkesan buat yang melakoni. Anak – anak merasa sedang mendapatkan hadiah tiada tara. Benar adanya dan perlu dimaklumi bahwa karya – karya mereka itu memang ibarat pepatah tak ada gading yang tak retak. Akan tetapi, retaknyalah yang membuat indah sebuah gading. Semua belajar, berlatih mengekspresikan dirinya masing – masing tentang apapun karya yang ingin mereka tuangkan.

Ke depan,  paket karya dalam kotak budaya itu akan terus menjelajah lagi ke tempat lain. Sampai kita semua lebih  mengenal lagi kekayaan peradaban Indonesia (*)

#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya