Waduk Kampung Rambutan: Wisata alternatif di belakang Terminal

BAGIKAN:

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter

Upaya Pemprov DKI Jakarta mengatasi banjir terus dilakukan. Salahsatunya adalah dengan mengupayakan naturalisasi waduk melalui Dinas Sumber daya Air. Ikhtiar ini dilakukan dengan maksud untuk membuat tempat penampungan air dan menahan luapannya kala hujan lebat mengguyur ibu kota. Untuk mewujudkannya memang terbilang lama, maklum kegiatan pembebasan lahan terbilang alot. Tapi, setelah semuanya selesai, waduk yang berlokasi persis di belakang terminal bis kampung rambutan itu akhirnya rampung, walau belum sepenuhnya sempurna.

Tak hanya mewadahi air yang masuk dari aliran bekas sodetan kali, Waduk yang berdekatan dengan RPTRA Tanah Merdeka ini juga menjadi anugerah buat warga RW.6 dan masyarakat di kelurahan Rambutan dan Kecamatan CIracas. Pasalnya tempat menenanggkan ini juga memberikan faisilitas lain buat mereka yang ingin melakukan aktivitas olahraga maupun penyaluran hobi.

Seperti pagi ini, Saya bersama Kabaca serta ditemani goweser asal kalisari Jeel dan Dasilva mencari tau ada kegiatan apa saja di sana dengan menyusuri waduk Kampung Rambutan. Tak jauh dari pintu masuk sudah terlihat para pemuda yang menunggu asa kail pancingnya disosor ikan. Mereka sungguh menikmati di pinggir waduk, bercengkrama bersama kawan-kawan lainya sambil sesekali melihat genangan air di hadapannya. Bersendau gurau sambil ngemil adalah prioritas aktivitas mereka, sementara ikan yang menghampirinya adalah bonus penuh berkah. Memancing sambil bersilaturahim.

Sementara buat yang doyan olahraga, berkeliling waduk adalah sebuah rutinitas menyehatkan yang sering dilakukan warga setempat. Mereka berjalan kaki, bersepeda santai, ada pula yang berlari-lari kecil sambil menikmati suasana tempat wisata alternative ini. Ya, Padatnya perumahan di ibukota memang sungguh sulit untuk mencari area untuk berolahraga. Makanya, pedestrian jogging track yang disisinya ada penyangga berpori di waduk kampung rambutan itu menjadi sarana yang pas dimanfaatkan.

Setelah itu semuanya berakhir di area yang lokasinya ada banyak undakan tinggi. Di spot itulah biasanya teman-teman komunitas waduk berkumpul. Bercengkrama, menuntaskan rasa rindu dan seru buat lokasi piknik keluarga. Di tempat ini pula Kabaca berhenti sejenak. Menggelar buku di atas sepeda sambil menyapa warga Kampung Rambutan. Mmm,, Ada satu hal luar biasa yang dirasakan pagi ini. Ya, tidak lain adalah sebuah keguyuban. Hal itu Nampak dari wajah-wajah penuh simpatik dan rasa persaudaraan yang diperlihatkan orang-orang yang hadir. Kami saling megenal, berbincang santai dan bertukar informasi. Kargo Baca yang ada dihadapan mereka juga menjadi pusat perhatian, pun dengan buku-buku yang kami bawa. Perpustakaan bergerak itu menyambangi wisatawan yang kbetulan banyak lansia. Alhamdulillan, mereka mengapresiasi keberadaan kami.

Tak terasa matahari sudah beranjak tinggi. Satu persatu pengunjung pulang ke rumah masing-masing. Interaksi brsama warga sungguh membuat rasa bahagia dan meninggalkan kesan mendalam. Sahabat, ini bukan tentang kecepatan dan bukan pula tentang seberapa jauh mengayuh. Tapi ini tentang menjemput literasi.

Pengemas Informasi: @dimyaties