Museum Pusaka: Jauh dari kesan Angker

BAGIKAN:

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter

Pusaka merupakan senjata yang berasal dari para nenek moyang. Dimana keberadaanya mesti dihormati dan penting untuk mendapatkan perawatan khusus. Makanya, beruntung  dan bangga sekali Indonesia memiliki Museum Pusaka yang berlokasi di komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pasalnya, benda-benda pusaka yang mempunyai nilai tinggi itu telah menjadi saksi bisu untuk membuktikan sejarah warisan budaya para leluhur kita. Semua itu dengan maksud untuk menginformasikan kepada masyarakat, terutama kepada para generasi penerus agar memahami karya besar bangsanya.

Nggak sampai disana, kebanggan itu  terus berlanjut ketika UNESCO, lembaga PBB yang mengurus pendidikan, ilmu pengetahuan dan  kebudayaan menobatkan keris Indonesia sebagai  Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity/  pada tahun 2005. Sebagai sebuah mahakarya agung leluhur yang telah diakui oleh dunia, keris menjadi satu-satunya benda tradisonal  di dunia yang mempunyai bentuk khas.

Penuh pesan simbolik

Mulanya, benda-benda bersejarah yang ada di gedung pameran Tosan Aji milik Alm. Tjio Wie Tay alias H. Masagung (1927 – 1990) itu dikumpulkan atas prakarsa sang istri, Hj. Sri Lestari. Kemudian, sebagian besar barang pusakanya itu dihibahkan kepada Hj. Siti Hartinah Soeharto selaku Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pengembangan TMII seperti yang termaktub dalam akta Hibah No.7 Tanggal 4 Februari 1993 dihadapan notaris Koesbiono Sarmanhadi SH.

Setelah terinventaris,  museum yang berdiri di atas tanah 3.800 meter persegi itu akhirnya diresmikan pada tanggal 20 April 1993 oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia. Museum berlantai dua ini memiliki berbagai ruangan dalam memberikan pelayanannya. Diantaranya ada ruang pameran, ruang bursa, ruang cendera mata, ruang diskusi dengan kapasitas 100 orang, ruang informasi, ruang perpustakaan, ruang konservasi dan preservasi.

Ada sekitar 6.000-an koleksi pusaka yang ada di dalam museum pusaka. Sebagian besar atau hampir 77 % hibah dari gedung pameran Tosan Aji (dulu berdiri tanggal 13 Januari 1984), Kwitang no. 13 Jakarta Pusat yang kini telah menjadi kenangan. Lainnya, ada yang beli, sumbangan ulama, kyia dan pejuang kemerdekaan serta titipan dari para penggemar keris dan pusaka lainnya. Semua koleksi tertata rapih sesuai dengan jenis pusakanya dari zaman ke zaman. Berjajar dan siap memberikan pesan-pesan simbolik kepada pengunjungnya. Karena dari setiap pusaka, corak dan ornamennya mengandung makna soal kemanusiaan dan pesan  si pembuat yang ingin disampaikannya.

Di lantai satu, disajikan koleksi jenis pusaka tradisional dari semua provinsi di nusantara. Diantaranya adalah pedang terpanjang di Indonesia yang sempat tercatat oleh  MURI (Museum Rekor Indonesia) pada tanggal, 19 Oktober 2003. Pusaka ini berasal dari Banten yang dibuat hanya untuk koleksi saja. Di lantai dua, pengunjung akan diajak mengenal motif-motif keris, tangguh pembuatannya dan ragam hias bilah pusaka yang sarat seni. Dalam penyajiannya itu, nampak  sekali gradasi artistik dari benda-benda pusaka, juga keindahan dan nilai edukatif untuk menambah wawasan informasi tentang urutan sejarahnya.  Selain memamerkan benda-benda pusaka, museum ini juga menerima konsultasi soal pusaka dan memberikan sertifikat dalam pengidentifikasian silsilah keris.

Yang pasti, semua koleksi di museum pusaka ini bertabur dengan arti filosofi, pesan simbol kedaulatan dan spiritualitas serta memberikan pemahaman dan apresiasi terhadap benda pusaka sebagai seni nasional. Namun satu hal yang perlu dicatat, museum ini jauh dari kesan angker (*)

 

Tips Merawat Benda Pusaka:

  1. Simpan di tempat yang aman, terhormat dan  tertutup dengan kaca.
  2. Secara berkala, sebaiknya dilumasi dengan minyak pusaka (seperti Cendana, Kenanga dan Mesik).
  3. Dijamasi atau dibersihkan setiap bulan Suro (Muharam).

 

Museum Pusaka

Alamat :  Taman Mini Indonesia Indah
Jl. Raya Taman Mini, Jakarta Timur 13560

Waktu Buka : 09.00 s/d 16.00 (Setiap Hari)

Harga Tiket Masuk : Rp. 5.000

 

Pengemas informasi: @dimyaties