Sebagai pelindung masyarakat, kepolisian mesti punya peran aktif untuk melindungi Negara. Menegakkan hukum, selalu prima dalam tugas dan tepat mengambil keputusan. Museum ini telah menjadi bukti nyata sepak terjang polisi kita.
Pembangunan museum ini berdiri bukan tanpa sebab. Ada satu cita-cita abadi yang mesti diwariskan. Meneruskan kepada generasi penerus untuk mengemban tali estafet dalam mengenal profil Polisi Republik Indonesia.
Atas wejangan dari Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso maka terwujudlah museum berlantai tiga yang punya segudang koleksi mengagumkan. Diresmikan tanggal 29 Juni 2009 dan terbuka untuk umum mulai 1 Juli 2009.
Dengan melibatkan para ahli sejarah, pakar tekhnologi informasi dan arsitek handal, menjadikan sentuhan museum ini agak sedikit berbeda. Interaktif, penataan tema-tema yang sangat terklasifikasi, dan menyuguhkan nuansa rekreatif.
Sosok Polisi Sesungguhnya
Ruang sejarah adalah awal dimana pengunjung bisa mengetahui konsep, peran dan perangkat kepolisian dari masa ke masa. Di sini kita akan memahami metamorfosis Polri yang berjalan seiringan dengan perkembangan Negara Indonesia. Termasuk biografi profil tokoh-tokoh pemimpin kepolisian Indonesia yang ada pada ruang khusus Hall of Fame di lantai satu. Pada ruang Hall of Fame itu kita diajak untuk berkenalan dengan para pemimpin kepolisian Republik Indonesia, plus nilai-nilai organisasi serta budaya gaya kepemimpinan mereka yang telah diterapkan dalam jajaran kepolisian dari masa ke masa.
Di Lantai dua, perjalanan pengunjung akan semakin menarik. Simbol-simbol kepolisian, seragam dinas dan perangkat identifikasi dalam menjalankan tugas bisa kita saksikan di sini. Yang menarik, adalah ruang penegakkan hukum yang mengabarkan bentuk-bentuk kejahatan yang pernah terjadi. Tentunya, bentuk kejahatan yang di tampilkan disini adalah yang sempat menyentak dunia. Seperti kasus Bom Hotel JW. Marriot, kasus Ryan, Bom Bali dan banyak lagi kasus-kasus lainnya yang telah mendapatkan perhatian masyarakat di nusantara.
Dilantai 3, buat pengunjung yang suka baca, perpustakaan Museum POLRI menyediakan buku-buku yang bisa kita baca ditempat. Dari semua koleksi yang ada cukup menambah informasi-informasi penting soal sejarah kepolisian.
Beranjak ke ruang selanjutnya pengunjung akan memasuki sebuah ruang yang memaparkan profil Densus 88 AT, yang memiliki kewajiban tugas melakukan penyelidikan di bidang terorisme. Sebenarnya temanya agak seram, tapi saat kita sudah berada di sana kesan itu sama sekali tak nampak. Malah banyak pengetahuan langka yang bisa menjelaskan dari tragedi yang sesunggunhnya terjadi. Di sana ada kepingan-kepingan dari benda-benda akibat dentuman bom yang didalangi oleh para teroris, handphone yang pernah dipergunakan sang pelaku ketika melakukan komunikasi, dan miniatur reruntuhan bangunan-bangunan akibat peristiwa Bom Bali paska peledakan.
Terakhir, pengunjung dimanjakan dalam ruang teater. Di tempat nyaman bak bioskop mini, pengunjung akan disuguhkan sebuah film dokementer bertemakan kepolisian. Film yang dikemas dengan menarik itu menutup dari semua rangkain penjelasan informasi tentang dunia kepolisia negara kita.
Sebagai catatan, Museum ini bukan untuk kalangan terbatas. Semua bisa datang, termasuk kita. Berkenalan dengan sosok polisi sesungguhnya dan perannya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (*)
Alamat : Jl. Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110
Telepon : 021-7210654
Waktu Buka : 09.00 – 16.00 (Setiap Hari, Kecuali Hari Senin)
Harga Tiket Masuk : Gratis
Pengemas informasi: @dimyaties